Kamis, 24 Februari 2011

Berbanggalah Jadi Seorang Guru

Rasanya kalau orang ditanya mau jadi apa? Jarang terdengar keinginan untuk menjadi seorang guru. Mungkin karena balasan dunia yang tidak seberapa dibandingkan tugas-tugas dan tanggung jawabnya yang begitu besar. Nggak seimbanglah....


Bahkan kalau temen-temen di FKIP dulu yang notabenenya bakal-bakal calon guru ditanya tentang profesi ini....hm...profesi ini adalah profesi terakhir yang bakal dijalani kalau nggak ada peluang profesi lain. Miris memang.....Padahal kalau kita telusuri dan kita sadari, profesi guru adalah profesi paling mulia diantara profesi-profesi lainnya. Profesi penerus risalah para nabi. Subhanallah....!!!!

"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (Al-jumuah:2)

Misi Rasulullah SAW adalah :
1.Membacakan ayat – ayat-Nya.
2.Mensucikan dan mengajarkan kitab dan hikmah (Yua'llimu).

Dalam hadistnya, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya aku diutus sebagai seorang pengajar" (Innamaa bu'istu mu'alliman ) atau dalam hadist lainnya :
"Al'ulamaa waratsatul anbiyaa" (Ulama itu adalah pewaris para Nabi ).

Ulama bukan orang dengan sorban panjang, putih dan besar. Ulama bukanlah seorang yang sudah berkali-kali naik haji dan juga bukan orang yang mendeklarasikan bahwa dirinya adalah ulama.

Tapi ulama yang sesungguhnya adalah orang-orang yang berilmu.

Berbanggalah seharusnya mereka-mereka yang dipilih Allah SWT untuk meneruskan risalah Nabi-Nya, menjadi seorang pengajar yang membacakan ayat-ayat-Nya, mensucikan dan mengajarkan kitab dan hikmah. Dengan menggeluti profesi sebagai seorang pengajar atau guru maka berarti mendekati apa yang didapatkan oleh Rasulullah SAW berupa balasan kebaikan yang tiada henti (wa innaka laajran ghoira mamnuun).

Hadist : ".........putus amal seseorang kecuali 3 hal; harta yang diinfakkan dijalan Allah,ilmu yang bermanfaat dan anak yang sholeh"

Bayangkan....kalau seorang guru menyampaikan ilmu yang bermanfaat bagi peserta didiknya, berapa kebaikan yang akan ia peroleh? itu kalau satu peserta didik. Bagaimana kalau dua, tiga, empat, sepuluh, dua puluh....seratus?
Subhanallah, berlipat – lipat ganda.

Belum lagi balasan dari kebaikan anak yang sholeh....secara umum anak sholeh...anak siapa saja yang menjadi sholeh melalui didikan seorang guru. Dalam konteks ini, tidak dikatakan anaknya (waladuhu) tapi anak (waladun). Apa artinya? Setiap anak sholeh, subhanallah, begitu banyak keuntungan / laba yang diperoleh memang oleh seorang pendidik.

Tapi ingat, balasan sesuai dengan perbuatan, “ famayya'mal mistqoola dzarratin khairaayyarah, wamayya'mal mistqoola dzarratin syarrayyarah.”

Dalam menjalani, menekuni profesi sebagai seorang penerus risalah Rosul, ada beberapa hal menjadi syarat:

1.Bahwa seorang pendidik juga harus meneladani Rosulullah SAW.
"Sesungguhnya telah ada pada diri Rosullullah itu teladan yang baik yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah". (Al-ahzab:21)

2.Ikhlas....mengharapkan rahmat, ridho Allah Ta'ala.
Meluruskan niat menjaga motivasi. Meyakini kedatangan hari akhir dimana setiap amal perbuatan akan dimintai pertanggung jawabannya dan banyak menyebut nama Allah.

Jadi....Banggalah jadi guru. Katakan, “ Saya adalah guru. Saya adalah pendidik!” Subhanallah. Wallaahu a’lam bisshawab…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar